Burung bangkai merupakan golongan
burung pemakan daging yang tidak tidak berburu, oleh karena itu sangat
bergantung pada ketersediaan bangkai di habitatnya. Kawanan burung bangkai
biasanya berkumpul di sekitar bangkai binatang besar dan selalu berkompetisi
untuk makan. Burung bangkai merupakan burung migrasi, dan dapat terbang jauh
setiap harinya untuk mencari makan yang letaknya dapat sangat jauh dari sarangnya.
Burung ini bersarang pada pohon, tanah bernaungan atau pada tebing. Terdapat 22
jenis burung bangkai dan sebagian besar diantaranya hidup di lingkungan yang
ekstrim panas yaitu stepa, sabana maupun gurun. Beberapa contoh spesies burung
bangkai adalah Gyps fulvus, Gyps
rueppellii, Gyps africanus, Aegypus monachu, dan Coragyps atratus. Ketiga habitat tersebut merupakan dataran terbuka
yang luas dan jarang ditemukan adanya pepohonan. Oleh karena itu, perbedaan
suhu pada siang dan malam hari sangat besar dan setiap hewan yang hidup di
habitat tersebut harus mampu beradaptasi agar tetap bertahan hidup (Mundy,
1985).
Burung bangkai umumnya memiliki kebotakan parsial pada bagian kepala hingga leher. Hal ini merupakan salah satu bentuk adaptasi struktural terhadap perilaku makan yang melibatkan seluruh bagian kepala. Tidak adanya bulu pada bagian kepala dan leher menyebabkan bagian tersebut cepat kering dari darah dan bakteri yang berasal dari sisa makanan (Stone, 1993).
Kebotakan ini juga berkaitan dengan adaptasi perilaku dan fisiologisnya yang berfungsi sebagai “thermal window”. Apabila suhu lingkungan sangat panas maka leher dan sayap akan dibentangkan untuk mempercepat kehilangan panas dari tubuh melalui konveksi. Jika suhu lingkungan terlalu dingin, maka leher akan ditarik mendekati dada untuk mengurangi kontak permukaan tubuh dengan lingkungan. Pada beberapa spesies, terdapat bulu-bulu yang tersusun seperti cincin pada bagian pangkal lehernya sehingga pada saat kedinginan, bulu tersebut berfungsi menyelimuti bagian leher yang terbuka (Buttemer et al., 2010; Walker, 2008).
Salah satu adaptasi perilaku yang unik adalah salah satu jenis burung bangkai (Coragyps atratus) membasahi kakinya dengan kotorannya sendiri untuk mempercepat evaporasi melalui kandungn air yang terdapat pada kotorannya sekaligus mengurangi paparan sinar matahari. Kotoran semua burung bangkai memiliki kandungan antibakteri, dikarenakan jenis makanannya yang berupa bangkai kemungkinan besar mengandung bakteri berbahaya (Anonim, 2011).
Keuntungan yang didapat burung bangkai dengan hidup di habitat panas adalah dapat menghemat energi untuk terbang. Di alam, bangkai tidak selalu tersedia sehingga pemakan bangkai harus hemat menggunakan energi. Burung bangkai terbang melayang (soaring) dengan memanfaatkan suhu panas yang diserapnya untuk menghagatkan udara dalam “air sac”. Udara hangat ini membantu mengangkat tubuh burung saat terbang, selain itu didukung pula oleh susunan bulu sayap yang renggang dan bentangan sayap yang lebar sehingga dapat hemat energi hingga tiga kali lipat. Burung bangkai menghindari terbang ketika suhu sangat panas untuk menghindari kelebihan panas tubuh, serta menghindari terbang ketika suhu sangat dingin untuk menghindari kehilangan banyak energi. Apabila menemukan makanan, burung ini makan sebanyak mungkin dan disimpan dalam bentuk lemak sehingga untuk beberapa spesies dapat tidak makan hingga 1 bulan (Butchart et al., 2014).
Daftar
Pustaka
Buttemer, W. A., M. A. Chappel, J. T. Pearson & C.
Bech. 2010. Ecologycal and Environmental
Physiology of Bird. Oxford
University Press.
Mundy, P. J. 1985. The
Biology of Vultures: A Summary of The Workshop Proceedings. ICPB Technical
Publ. No. 5.
Butchart, S., J. Ekstrom, J. Harding & N. Kwhwaja.
2014. Species Factsheet: Eurasian Griffon Vulture. Birdlife International.
http://www.birdlife.org/datazone/speciesfactsheet.php?id=3378
(9 Mei 2014).
Stone, M. L. 1993. Vultures.
Carolrhoda. Minneapolis.
Walker, M. 2008. Why
do Vultures Have Bald Head?. University of Glasgow. http://www.gla.ac.uk/news/archiveofnews/2008/march/headline_69551_en.html
(7 Mei 2014)
Anonim. 2011. Vulture.
Hoedspruit Endangered Species Centre. http://hesc.co.za/CONSERVATION/vultures.html
(9 Mei 2014).